Benarkah ini yang Namanya Cinta?
Untuk seusia kita, tidak akan ada habisnya bicara tentang cinta,
entah itu cinta tentang keluarga, cinta dengan sahabat sebaya,
dan dengan cinta segala hal yang kita tanamkan dalam hati kita.
Padahal cinta Allah dan Rasulnya jauh lebih mendalam untuk kita.
Tapi sedikit sekali waktu yang kita punya,
kita gunakan untuk mencurahkan cinta kita kepada Allah dan Rasulnya.
Padahal cinta itulah yang paling pasti.
Kita masih saja mencari alasan untuk menunda dzikir kepada Allah
dan kita sengaja mengulur-ngulur waktu untuk bershalawat kepada rasulullah.
Kurang lalai apa kita terhadap cinta sesungguhnya?
Kita sanggup menghabiskan waktu untuk membayangkan moment bahagia,
Kita sanggup menghabiskan waktu untuk membayangkan moment bahagia,
yang entah akan terwujud atau tidak,
namun kita sering sekali hanyut dalam lamunan tersebut.
Kita kerap sekali merindu dengan hal-hal yang belum tau apa statusnya.
Entah itu milik kita atau hanya sebatas hayalan kita saja.
Bayangkan betapa cemburunya Allah?
Jika kata orang-orang, mencintai seseorang itu tak beralasan,
maka siap-siaplah untuk terluka tanpa alasan.
Banyak sekali yang bilang, "aku mencintai dia tanpa alsan, cintaku tulus. dan blabla"
maka saat itulah kita harus menyiapkan relung untuk dilukai dan melukai.
Padahal hanya cinta-Nya lah tanpa alasan, tidak ada yang lainnya.
Cinta itu bukannya tidak beralasan, dan alasan terbaik adalah karena Allah Ta'ala.
seperti yang telah Rasullullah jelaskan.
Diriwayatkan oleh Abu Huraira ra, dari Nabi sallallaahu 'alaihi wa sallam, bersabda:
"Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, ...
"Ada tujuh orang yang akan Allah naungi di Naungan-Nya pada Hari ketika tidak ada naungan kecuali Naungan-Nya; seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Agung, seorang pria yang hatinya melekat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, ...
Kita melandasi cinta karena Allah.
Kita merajut asa atas rahmat Allah.
Jangan membentang harap yang begitu dalam pada ciptaan Allah, karena yang mencintai kita tanpa mengharapkan apa-apa hanyalah Allah semata.
Tidak adil sekali jika kita melupakan hal ini.
Karena sejatinyaa hanya dengan cinta Allah -lah kita akan di kelilingi dengan cinta lainnya.
Note : mohon koreksi jika ada yang kurang tepat
Komentar
Posting Komentar