"A K U"
Jalan ceritaku terlalu terjal namun tidak berantakan,
Aku tau bahwa langkah ku terukur namun segalanya bukan atas
kemampuanku,
Wajar saja, karena aku hanya manusia.
Bodohnya aku merasa lengah dengan keadaan yang ada,
Merasa pundakku tak memiliki daya untuk memikulnya
Padahal Tuhan ku sudah menciptakannya dengan sedemikian rupa.
Maaf,
Entah berapa ribu lagi maaf mesti ku ucapkan,
Entah sampai kapan kesalahan ini akan ku tolerirkan,
Padahal aku hanya perlu berjuang.
Apakah keluhku saja yang menggema?
Sedangkan upayaku menciut?
Entahlah
Sukar memang, tapi apa boleh buat,
Menjadi manusia dengan predikat “dewasa” tidak se indah yang
tampak.
Entah seberapa dalam goresan lukanya,
Bahkan dengan mengingatnya saja aku bisa menjatuhkan air mata,
Dulu semasa kecil, ketika kesedihan ku memuncak, aku menangis dengan suara melantang,
Setelah besar aku menangis tanpa suara,
Ketika ku tanyakan pada diri
Apakah aku sudah dewasa?
Maka aku menjawab "iya, kamu sudah dewasa".
Karena kebiasaan menangis mu sudah kian berbeda.
Padahal aku tau, untuk menikmati prosesnya,
Aku hanya perlu menambahkan syukur ku,
Sekali lagi, apa boleh buat.
Lelahku sering kali unggul dari rasa syukurku.
Namun, aku tidak berhenti mencoba,
Aku masih dengan senyum yang sama,
Tulisan ini saja aku uraikan dalam bentuk karya,
Agar kamu tidak merasa hanya cerita mu saja yang berbeda.
Nyatanya kita tidak jauh berbeda.
dan Jika kita lihat Hikmahnya, ini adalah bentuk pengabulan Doa kita
Sejauh itu Allah mencintai kita
Dengan cara Ter-romantis yang belum terbayangkan oleh kita.
to be continue........
Komentar
Posting Komentar