Janji dalam Peran

Kala itu, dalam kekosongan pandangan mu. Membuat kita sama-sama sepakat. Mungkin bukan hanya sekedar sama-sama sepekat, tetapi lebih tepatnya gadis itulah yang membuat janji.

Janji ini dibuat bukan karena Ia merasa paling hebat kala itu, atau Ia lah yang paling bertanggungjawab dengan kondisi mu. 

Namun, karena tingginya tuntutan hasrat untuk menjadi kakak yang seutuhnya mendapatkan cinta dari mu, dari kalian. Gadis itu memilih untuk melakukan banyak hal, agar waktu takkan membuatnya menangis karena telah menyia-nyiakan kala ini.

Nyatanya, semua tak bisa kita jalankan sesuai dengan yang sama-sama kita sepakati dalam senyuman kala itu.

Akulah gadis itu. Bahkan, karena terlupa dan khilafku, tak sengaja aku yang adalah seorang kakak membuat mu harus menangis karena janji yang telah aku langgar.

Maafkan aku melupakan, bukan karena mengabaikan mu, tetapi karena banyaknya kondisi yang membuatku harus mengorbankan janji yang telah ada.

Sebagai seorang kakak, tentu tahu betul rasanya kesedihan yang kian membuatmu menangis, namun sebenarnya, dibalik tangis mu itu, aku merasa sedikit bahagia. Ternyata aku sudah memiliki cinta itu selama ini, bahkan sejak lama.

Terlihat tulus sekali, ternyata ini adalah sebuah peran yang ku balut dengan kata janji. Padahal tanpa itu, ini semua sudah seharusnya aku lakukan.

Untuk kakak-kakak diluar sana, yang menangis haru ketika melihat adiknya berprestasi, yang tertawa ketika melihat adiknya gagal dalam satu hal. Dan tersenyum ketika melihat Ia menjadi dirinya seutuhnya dalam balutan cinta bersama Allah.

Kalian luar biasa, kalian menjadikan diri kalian istimewa dengan mengistimewakan mereka.

Tetaplah menjadi kakak, yang terbayang dalam doa nyaaa. Love u ❤



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hai, Apa Kabar?

Ternyata Kuncinya adalah Syukur

Kamu akan Menjadi Sekuat Baja untuk Menangkisnya